Minggu, 08 November 2015

klasifikasi Iklim

Pengklasifikasian Iklim di indonesia sejak 1950

  1.    Barry dan Chorley (2010): klasifikasi iklim membahas hubungan antara iklim dengan vegetasi atau iklim dengan tanah selain hubungannya dengan manusia.
  2.    Koesmaryono dan Handoko (1988): ada tiga hal yang terkait dengan sistem pengklasifikasian iklim
  3.        Kebutuhan keilmuan, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan filosofis
  4.     Pembuatan klasifikasi iklim didasarkan atas karakteristik yang sama dari unsur iklim yang menjadi dasar pembuatan iklim tersebut (suhu, curah hujan atau kelembaban).
 macam - macam klasifikasi Iklim 
secara genetik
Didasarkan pada faktor-faktor iklim penyebab seperti aliran massa udara, zona-zona
angin, benua dan lautan, dan perbedaan penerimaan radiasi surya umumnya
menghasilkan klasifikasi untuk daerah yang luas tetapi kurang teliti.
Contoh:
Klasifikasi iklim menurut daerah penerimaan radiasi surya
 Klasifikasi iklim berdasarkan sirkulasi udara 
secara empirik

Didasarkan pada hasil pengamatan yang teratur terhadap unsur-unsur iklim.
Umumnya hasil klasifikasinya berupa daerah yang lebih sempit bila dibandingkan
dengan klasifikasi iklim secara genetik namun lebih teliti

Dikelompokkan menjadi dua:

1. Dihubungkan dengan vegetasi (W. Koppen, F. H Schmidt dan J. H. A Ferguson, Oldeman).

2. Dihubungkan dengan neraca air dan energi (Throntwaite). 

Sistem klasifikasi iklim koppen
Klasifikasi iklim Koppen disusun berdasarkan lambang dan simbol tipe iklim yang
menunjukkan sifat dan corak masing-masing tipe tanda, yang terdiri dari kombinasi
huruf yaitu:
   huruf pertama (huruf besar): Tipe utama
   huruf kedua (huruf kecil): pengaruh hujan
   huruf ketiga (huruf kecil): suhu udara
   huruf keempat (huruf kecil): sifat-sifat khusus

Menurut Klasifikasi Iklim Koppen, secara umum apabila dalam perumusannya
telah sampai pada kombinasi dua huruf maka telah dianggap cukup untuk
mencirikan iklim suatu daerah secara umum.

Koppen memperkenalkan lima golongan utama iklim di permukaan bumi
berdasarkan kelompok vegetasi dan geografi yang diberi simbol huruf besar:
1. Tipe A (Iklim hujan tropik)
2. Tipe B (Iklim kering)
3. Tipe C (Iklim sedang berhujan)
4. Tipe D (Iklim hujan dingin)
5. Tipe E (Iklim kutub)
Pengaruh hujan digambarkan sebagai huruf kedua yang terdiri atas:
  •      f (selalu basah, hujan setiap bulan > 60 mm)
  •      s (bulan-bulan kering jatuh pada musim panas
  •      S (semi arid (steppa atau padang rumput)
  •       w (bulan-bulan kering jatuh pada musim dingin (winter)
  •       W (arid/padang pasir)
  •      m (khusus untuk kelompok tipe A digunakan lambang m (monsoon) yang berarti musim kemaraunya pendek, tetapi curah hujan tahunan cukup tinggi sehingga tanah cukup lembab dengan vegetasi hujan hutan tropik
  •        F (daerah tertutup es abadi

selanjutnya pengaruh suhu dilambangkan sebagai huruf ketiga yang terdiri atas:
a (suhu rata-rata dari bulan terpanas > 22.2 oC)
b (suhu rata-rata dari bulan terpanas <22.2 oC dan paling sedikit empat bulan sehunya > 10 oC)
c (hanya 1-4 bulan suhunya > 10 oC dan suhu bulan terdingin > -38 oC.
d (suhu bulan terdingin < 38 oC)
e (suhu rata-rata tahunan < 18 oC)
i (perbedaan suhu antara bulan terpanas dan terdingin < 5 oC)
k (suhu rata-rata tahunan < 18 oC dengan suhu bulan terpanas 18 oC)
l (suhu semua bulan antara 10-22 oC) 

Berdasarkan dua kombinasi huruf pertama maka ada 12 tipe iklim menurut klasifikasi iklim Koppen:
1. Daerah iklim hujan tropik          : Af, Aw dan Am
2. Daerah iklim kering                    : BS, BW
3. Daerah iklim sedang berhujan : CF, Cs dan Cw
4. Daerah iklim hujan dingin        : Ew, EF 

Sistem klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson 
Sistem klasifkiasi ini sangat terkenal di Indonesia
Banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan
Penentuan tipe iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim 
curah hujan (CH) dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun
Kriteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab dan
bulan basah pada masing-masing bulan setiap tahun. Kriterianya sebagai
berikut:



Bulan kering (BK)  : bulan dengan hujan < 60 mm

Bulan lembab (BL) : bulan dengan hujan antara 60 – 100 mm
Bulan basah (BB)   : bulan dengan hujan > 100 mm

Schmidt-Ferguson menentukan jumlah BK, BL, dan BB tahun demi tahun
selama periode pengamatan, kemudian dijumlahkan dan dirata-ratakan.
Penentuan tipe iklimnya menggunakan nilai Q yaitu sebagai berikut: 
Q : Banyak Bulan Kering  x 100%
     Banyak Bulan Basah

Berdasarkan besarnya nilai Q, maka tipe iklim Schmidt Ferguson digolongkan ke dalam tipe berikut :

Sistem klasifikasi iklim oldeman

Klasifikasi ini tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia.

Berguna dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia.

odeman telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim curah hujan.

Kriteria yang digunakan dalam klasifikasi ini didasarkan pada:
Bulan Kering (BK): bulan dengan CH<100 mm
Bulan Lembab (BL): bulan dengan CH 100–200 mm
Bulan Basah (BB): bulan dengan CH>200 mm 

Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E. 

Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan. 
Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan. 
Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan. 
Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan. 
Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan. 

Tabel 1. Tipe Utama
NO.TIPE UTAMAPANJANG BULAN BASAH (BULAN)
1.A> 9
2.B7 - 9
3.C5 - 6
4.D3 - 4
5.E<3

Tabel 2. Sub Tipe 

NO.SUB TIPEPANJANG BULAN KERING (BULAN)
1.1<= 1
2.22 - 3
3.34 - 6
4.4> 6

Berdasarkan kriteria di atas kita dapat membuat klasifikasi tipe iklim Oldeman untuk suatu daerah tertentu yang mempunyai cukup banyak stasiun/pos hujan. Data yang dipergunakan adalah data curah hujan bulanan selama 10 tahun atau lebih yang diperoleh dari sejumlah stasiun/pos hujan yang kemudian dihitung rata-ratanya. 



Gambar 1. Segitiga Oldeman 


Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat dikelompokkan menjadi 17 wilayah agroklimat Oldeman mulai dari A1 sampai E4 sebagaimana tersaji pada gambar segitiga Oldeman. Oldeman mengeluarkan penjabaran tiap-tiap tipe agroklimat sebagai berikut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar